Wednesday, November 21, 2012

JaRaK


Kau dan aku terbentang jarak bermil-mil jauhnya. Aku selalu mencoba untuk mendekatkan jarakku padamu. Sayangnya setiap kali satu langkahku mendekat padamu, sepuluh langkahmu menjauh dariku.
Jarak ini begitu jauh terjangkau olehku. Aku mencoba mengerti. Aku mencoba memahami. Aku mencoba memercayai. Tapi seberapapun perjuanganku untuk menyelami hatimu, aku selalu tenggelam dalam palung yang samar kau bentangkan.
Betapa naifnya aku, ketika kusuarakan pada dunia bahwa ini adalah sebuah ketulusan. Sedangkan kadang terbesit pikiran nakal di otakku, benarkah ini sebuah ketulusan atau hanya sekedar kebodohan.
Jarak ini begitu menyakitkan. Hingga membuatku selalu terjaga akan kesakitanku ini, akan penantianku yang tak berujung ini.
Taukah kau bahwa aku tak pernah baik-baik saja dengan keadaan seperti ini? Dengan jarak ini?
Aku teramat lelah dengan jarak yang semakin memuai ini. Aku ingin selalu menunggumu. Aku ingin memangkas semua jarak di antara kita. Tapi bagaimana aku bisa melakukan semua itu tanpamu? Tanpa kau yang berjalan untuk menggapaiku?
Kau dan aku terpisah oleh jarak. Walaupun jarak itu sudah pasti tertera dalam peta, tapi tetap saja tidak bisa membuatmu mendekat padaku. Tetap saja tidak bisa membuatmu menggenggam tanganku untuk mengusir semua kecurigaanku. Tetap saja tidak bisa membuatmu menjaga mimpiku dari kesakitan.
Jarak ini membuatku lelah. Karena itulah aku memutuskan untuk menyerah. Aku mengaku kalah. Aku tau, kemenanganku adalah saat aku menyerah dan mengaku kalah.
Jarak ini bukan milik kita. Takdir ini hanya kita paksakan untuk menjadi milik kita. Tapi sesungguhnya bukan ini takdir kita. Takdir kita tidak unutk bersama.
Perlahan aku akan menjauhkan jarakku darimu. Perlahan aku akan menghapuskan jejakmu disetiap jalanku. Perlahan aku akan melapangkan hatiku untuk mereka yang ingin singgah dihatiku. Perlahan aku akan menguapkan mauku akan dirimu. Perlahan. Namun mantap akan aku lakukan.
Dan jarak ini ternyata membuatku sadar. Jarak ini semakin membentang diantara kita. Hingga kita tak bisa menemukan jalan untuk pulang. Dan aku tak akan pernah memaksamu untuk pulang. Karena aku juga tak akan pulang padamu. Karena aku mantap melangkahkan kakiku menghilang dari jarakmu.

1 comment: