Tuesday, February 11, 2014

ThE ChoiCe

Hidup itu penuh dengan pilihan. Dan banggalah menjadi orang yang bisa memilih apa yang menjadi pilihan hati anda. Karena, masih banyak orang di luar sana yang tidak berani untuk memilih, mereka hanya mengikuti alur yang sudah disediakan. Mereka tidak salah. Itu hak mereka. Hanya saja saya lebih suka pada orang-orang yang berani memilih. Apapun pilihannya, apapun hasilnya. Buat saya itu tidak penting. Point paling pentingnya, dengan memilih, kita sudah menjadi seorang yang pemberani, berani mengambil resiko, berani bertanggung jawab atas hasilnya, dan berani keluar jadi zona nyaman kita.
Dan sekarang saya mencoba memilih untuk hidup saya. Saya tahu, mungkin banyak orang yang meragukan keputusan saya, yang heran, yang bertanya-tanya. Tapi itu akan tetap menjadi pilihan saya. Dan saya memilih menjadi ibu rumah tangga yang keren. Seperti cita-cita saya. Dan ternyata Tuhan mengabulkan 100x lebih cepat dari yang saya bayangkan. Saya belum siap. Tapi saya tidak menyesal. Dan tidak akan pernah menyesal. Dengan apa yang sudah terjadi pada hidup saya, pada pilihan yang saya buat. Saya tidak akan menyesal. Karena saya pikir menyesal hanya milik orang-orang yang berputus asa. Dan saya, tidak akan menjadi bagian dari mereka.
Mungkin banyak yang menduga, saya memilih ini karena memang saya tidak punya pilihan lain. Sebegitu menyedihkannyakah hidup saya sehingga Tuhan pun tidak memberi pilihan pada saya? Tentu saja Tuhan memberi banyak pilihan pada saya. Hanya saja, saya lebih memilih seperti ini. Dan biarlah pilihan ini menjadi jalan hidup saya dan tanggung jawab saya.
Saya bukan menghakimi wanita-wanita yang lebih memilih berkarir daripada yang hanya mengenakan celemek di rumah, bukan seperti itu. Saya sangat memuji mereka. Dalam kondisi fisik yang lelah akibat bekerja, mereka masih menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu di rumah. Dan jujur, saya tidak mampu seperti itu, saya hanya mampu seperti sekarang ini. Saya juga tidak merendahkan wanita-wanita yang hanya memakai celemek di rumah. Haloo, saya juga bagian dari mereka. Dan saya yakin, dari tangan wanita bercelemek ini, bisa membuat senyum anggota keluarga mereka, dan apakah ada yang lebih bahagia selain melihat kebahagiaan orang-orang yang kita sayangi?
Ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia. Walaupun tangan saya harus lecet karena mencuci, saya bahagia melihat bapak dan adik saya memakai baju yang bersih dan wangi. Walaupun punggung saya rasanya pegal karena menjadi cleaning service di rumah, tapi saya bahagia melihat rumah saya yang sangat sederhana ini bersih, dan nyaman. Walaupun saya harus berkali-kali kepentok sikat WC, tapi saya bahagia melihat lantai kamar mandi bersih, tidak licin, sehingga tidak membahayakan orang-orang terkasih saya. Walaupun saya harus bangun lebih pagi untuk memasak, saya bahagia melihat bapak dan adek saya mengatakan masakan saya enak. Dan saya bahagia, sangat bahagia menjalani rutinitas saya. Saya bahagia bisa mengobrol dengan ibu-ibu lain. Saya bahagia bisa pengajian bersama, kondangan bersama, takziah bersama. Dan saya tidak pernah merasakan perasaan yang seperti ini sebelumnya. Karena saya hanya bisa bekerja. Pulang, sebentar bercengkerama dengan keluarga saya, masuk kamar, istirahat, bangun pagi, dan seperti itu seterusnya.
Semoga saja ke depannya, saya bisa menjadi ibu yang benar-benar keren. Saya ingin berguna untuk sekitar saya, membantu dengan apa yang bisa saya lakukan. Suatu saat saya ingin membuka lapangan pekerjaan di rumah. Bukankah niat baik selalu didengar Tuhan. Dan saya sangat berharap Tuhan memberi rizki yang berlimpah pada keluarga saya, sehingga saya mempunyai sedikit modal untuk menciptakan apa yang menurut saya keren itu. Semoga. Aamiin..
Untuk sementara ini saya sangat menikmati pilihan saya ini. Dan saya harus  terus membuatnya terasa nikmat. Saya tidak tahu apa yang Tuhan pilihkan untuk masa depan saya. Saya hanya menetapi takdir saya dengan pilihan yang saya rasa itu juga bagian dari takdir saya. Saya hanya berdoa, bagaimanapun Tuhan membentuk saya, saya akan tetap bertanggung jawab atas sesuatu yang pernah saya pilih ini.
Dahulu seseorang pernah bertanya kepada saya, hidup itu penuh dengan kesempatan atau pilihan? Dan saya jawab pilihan. Kesempatan hanya datang satu kali, selebihnya adalah keberuntungan. Sedangkan pilihan, kita bernafas itu juga sebuah pilihan. Bisa dibayangkan kan betapa banyaknya pilihan itu disekitar kita.
Salaam..

No comments:

Post a Comment